Di sebuah sudut Kabupaten Brebes, jauh dari sorotan kamera dan riuh panggung politik, lahirlah sebuah komunitas kecil yang kelak memberi warna besar bagi arah pembangunan sosial. Namanya Celoteh Brebes Membangun (CBM) — sebuah ruang berkumpulnya anak muda, aktivis sosial, pendidik, dan warga biasa yang memiliki kepedulian luar biasa pada persoalan masyarakat Brebes. Tidak ada struktur kaku, tidak ada kantor mewah; hanya semangat gotong royong dan keinginan untuk melihat Brebes tumbuh lebih baik.
Dari Percakapan Santai Menjadi Gerakan Nyata
Komunitas ini bermula dari obrolan santai di media sosial dan pertemuan kecil-kecilan para relawan. Mereka membahas hal-hal sederhana yang sering luput dari perhatian: anak putus sekolah, pemuda yang kehilangan arah, hingga keluarga miskin yang tidak tersentuh bantuan. Dari “celoteh” itulah kemudian lahir gagasan, lalu aksi.
Para relawan CBM datang dari latar belakang berbeda. Ada guru honorer, mahasiswa, pekerja swasta, pedagang kecil, hingga tokoh masyarakat. Mereka berkumpul di warung kopi, balai desa, dan ruang-ruang komunitas, membangun diskusi yang hangat tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk Brebes. Semangatnya adalah berbuat, bukan sekadar berwacana.
CBM Viral, Bukan Karena Kontroversi, Melainkan Kepedulian
Pada masa awal kiprahnya, CBM sempat viral. Bukan karena sensasi, melainkan karena aksi-aksi kemanusiaan yang mereka lakukan secara spontan dan transparan. Mereka membuat gerakan kecil untuk membantu anak putus sekolah di Kecamatan Larangan — sebuah masalah klasik yang selama ini seperti tanpa ujung. Data lapangan yang mereka kumpulkan, kisah-kisah anak yang terpaksa berhenti belajar, dan laporan relawan yang masuk ke publik membuat banyak orang tersentuh.
Viralnya CBM membawa dua dampak besar: semakin banyak relawan yang ikut bergerak, dan pemerintah kabupaten mulai menaruh perhatian serius.
Lahirnya Gerakan Kembali Bersekolah (GKB)
Salah satu agenda terpenting CBM adalah Gerakan Kembali Bersekolah (GKB). Program ini mereka inisiasi sendiri sebagai respon atas banyaknya kasus anak putus sekolah di wilayah Brebes selatan. CBM tidak hanya menyuarakan masalah, tetapi juga memberikan solusi nyata: mengunjungi rumah anak, berdialog dengan keluarga, mencarikan bantuan, hingga merumuskan peta jalan penanganannya.
Launching GKB pertama kali dilakukan di Kecamatan Larangan. Tidak ada panggung megah, hanya kegiatan sederhana yang penuh makna. Para relawan membawa bantuan berasal dari sumbangan masyarakat sekitar—mulai dari seragam sekolah, alat tulis, hingga transportasi untuk kembali belajar.
Apa yang dilakukan CBM ini mendapat perhatian langsung dari Pemerintah Kabupaten Brebes. Data dan konsep gerakan yang mereka bawa kemudian diadopsi, dikembangkan, dan disahkan menjadi salah satu program strategis daerah: Program Gerakan Kembali Bersekolah Kabupaten Brebes. Sebuah bukti bahwa ide dari komunitas akar rumput bisa menjadi kebijakan publik yang berdampak luas.
Relawan yang Tidak Pernah Lelah
Keberhasilan CBM tidak hanya diukur dari program yang lahir, tetapi dari para relawan yang terus setia bergerak. Hingga kini, CBM menjadi ruang belajar sosial bagi banyak orang. Mereka tidak mendapatkan bayaran, tidak pula mengejar popularitas. Semangat mereka sederhana: membantu sesama.
Relawan CBM percaya bahwa perubahan besar lahir dari langkah-langkah kecil. Dari kunjungan rumah yang penuh peluh, dari diskusi larut malam, dari celoteh ringan yang ternyata mampu menggerakkan banyak hati.
Dampak yang Terus Mengalir
Kini, setelah GKB menjadi program resmi pemerintah daerah, jejak CBM tetap hidup. Banyak kebijakan sosial Brebes yang awalnya dipancing dari ide-ide komunitas ini. CBM tetap eksis sebagai ruang kritis dan kolaboratif, menjembatani masyarakat dan pemerintah. Perubahan apa pun yang terjadi hari ini, memiliki sejarah yang tidak boleh dilupakan: bahwa sebuah komunitas kecil pernah menyulut cahaya pertama.
CBM Adalah Bukti Bahwa Kepedulian Bisa Mengalahkan Batas
Celoteh Brebes Membangun mengajarkan bahwa siapa pun bisa berkontribusi. Tidak harus menjadi pejabat, tidak harus memiliki jabatan. Yang penting adalah keberanian untuk peduli dan kesungguhan untuk bergerak.
Dari Brebes untuk Brebes, komunitas ini telah menorehkan cerita bahwa perubahan tidak selalu dimulai dari ruang rapat pemerintah. Kadang, perubahan besar justru lahir dari obrolan para relawan yang ingin daerahnya tumbuh lebih baik.
CBM adalah bukti bahwa celoteh bisa menjadi gerakan, dan gerakan bisa menjadi kebijakan yang mengubah masa depan ribuan anak di Kabupaten Brebes.

إرسال تعليق