SMA Negeri 1 Brebes Gelar Budaya Lewat Mantu dan Penguatan Tujuh KAIH


BREBES -  Sejatinya pernikahan adalah menyatukan dua insan dan dua keluarga menjadi satu dalam ikatan agama dan negara. Namun apa jadinya jika upacara pernikahan diselenggarakan di lingkungan sekolah? Bukan sekadar menampilkan ikrar pasangan, kegiatan ini juga dibalut dengan adat dan budaya nusantara. SMA Negeri 1 Brebes dengan bangga mempersembahkan kegiatan kokurikuler sebagai manifestasi Permendikdasmen nomor 13 tahun 2025.


Permendikdasmen nomor 13 tahun 2025 adalah penguat arah kebijakan, demikian yang dipaparkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin. Peraturan tersebut disesuaikan berdasarkan hasil penyempurnaan kurikulum yang ada saat ini. Penyempurnaan tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) dimensi profil lulusan, pendekatan pembelajaran mendalam, penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan, kokurikuler yang lebih fleksibel, serta kehadiran pramuka atau kepanduan lainnya sebagai ektrakurikuler yang wajib disediakan oleh satuan pendidikan.


Lebih lanjut, Kepala BSKAP dalam Siaran Pers Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa penguatan kegiatan kokurikuler dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menuju kegiatan yang fleksibel dan berdampak menjadi salah satu bagian dari Peraturan Menteri tersebut. Kegiatan kokurikuler dapat berbentuk pembelajaran kolaboratif lintas mata pelajaran atau disiplin ilmu, integrasi gerakan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat, dan penguatan intrakurikuler lainnya. Hal ini merupakan strategi utama dalam peningkatan kualitas belajar mengajar, mendorong murid tidak hanya menghafal secara materi melainkan memahami secara utuh, menghubungkan antar-konsep, serta menerapkannya dalam konteks yang berbeda.


Delapan profil lulusan SMA mencakup keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. Adapun tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat cepat. Sementara dalam struktur kurikulum, pembelajaran kolaboratif lintas mata pelajaran untuk kegiatan kokurikuler tingkat SMA adalah Kimia, Fisika, Ekonomi, Matematika, PJOK, Geografi, Sejarah, Sosiologi, Bahasa Indonesia, PAI dan Budi Pekerti, serta Biologi pada kelas X. Adapun pada kelas XI dan XII adalah Matematika, PAI dan Budi Pekerti, Bahasa Indonesia, serta PJOK.


Mengimplementasikan hal tersebut, SMA Negeri 1 Brebes melaksanakan kegiatan kokurikuler dengan tema "Merajut Budaya, Menyemai Bahasa dalam Cinta Tradisi" dan "Raga Sehat, Jiwa Kuat, Berkarakter dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat". Kedua tema tersebut diterapkan di kelas X, XI, dan XII. Tema pertama dilaksanakan pada Senin-Kamis, 17-20 November 2025. Tema kedua dilaksanakan pada Jumat, 21 November 2025. Kedua kegiatan tersebut bertempat di SMA Negeri 1 Brebes. Pelaksanaan kegiatan ini dikawal oleh tim kokurikuler yang dipimpin Wakil Kepala SMA Negeri 1 Brebes bidang kurikulum, Desi Lina Aripin, S.Pd., M.Pd. di bawah arahan Kepala sekolah, Hardi, S.Pd., M.Eng.


Secara singkat, "Merajut Budaya, Menyemai Bahasa dalam Cinta Tradisi" merupakan kegiatan simulasi upacara pernikahan yang dibalut dengan budaya nusantara. Murid mempraktikkan materi pembelajaran mengenai pernikahan yang ada dalam PAI dan Budi Pekerti, merumuskan segala perencanaan, dan melaksanakannya dengan kreatifitas yang sarat akan buadaya nusantara. Awalnya, murid diberikan sosialisasi berdasarkan modul yang disusun oleh tim kokurikuler. Kemudian, murid dibagi dalam kelompok secara acak dengan membuat pasangan kelas, artinya satu kelompok terdiri atas dua kelas. Selanjutnya, kedua kelas tersebut menentukan pihak mempelai wanita dan pria untuk memudahkan penyusunan panitia lainnya. Lalu, murid mengerjakan LKM berdasarkan hasil diskusi serta pemahaman materi yang tertera dalam modul. Berikutnya, murid berunding lebih lanjut untuk pagelaran budaya. Hingga akhirnya, murid menampilkan hasil diskusi dan kreasinya di panggung pagelaran budaya.


Selain PAI dan Budi Pekerti, tema dan kegiatan ini selaras dalam kolaborasi mata pelajaran lainnya. Misalnya dalam Bahasa Indonesia pada aspek sambutan perwakilan keluarga mempelai wanita dan pria, Matematika dan Ekonomi pada aspek menghitung besaran biaya persiapan kegiatan, Sejarah dalam aspek budaya dan tradisi yang ditampilkan, Geografi dalam aspek pembuatan peta atau denah lokasi hajatan, Sosiologi dalam aspek konstruksi sosial, Fisika dalam aspek gelombang suara pada sound system, Kimia dalam aspek analisis bahan kimia pada hantaran pernikahan, dan Biologi dalam aspek penyediaan makan bergizi pada sajian hajatan.


Menurut Hardi, S.Pd. M.Eng., dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penguatan adat dan budaya nusantara yang mestinya dijaga dengan baik oleh generasi muda, khususnya murid SMA Negeri 1 Brebes. Di sisi lain, Desi Lina Aripin, S.Pd. M.Pd. menyoroti daya kreativitas, kolaborasi, dan penalaran kritis, serta dimensi profil lulusan lainnya yang diharapkan dapat berkembang dengan baik dalam diri setiap murid. Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh antusias oleh murid-murid. Seperti yang dipaparkan oleh Shelva Santika, murid kelas XII K yang merasa senang dan semangat melaksanakan kokurikuler kali ini karena dapat berkreasi sekaligus berkolaborasi dengan kelas lainnya, ia juga menyebut bahwa hal ini akan menjadi salah satu kenangan yang berharga untuk diingat setelah lulus nanti.


Adapun tema "Raga Sehat, Jiwa Kuat, Berkarakter dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" dilaksanakan pada hari berikutnya. Murid mengikuti senam Indonesia Hebat, sarapan bergizi bersama, dan seminar kesehatan mengenai gizi seimbang oleh ahli gizi dari Puskesmas Brebes, Mega Nor Indah, AMd.Gz.. Kegiatan berikutnya adalah membuat poster berkenaan dengan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat dan materi seminar sebelumnya. 


Melalui kegiatan ini, murid diharapkan memahami dan mengaplikasikan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, murid juga mendapatkan edukasi mengenai gizi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka di lingkungan sekolah maupun di keluarga atau masyarakat. Menurut Bayu Putra Setiadi, murid kelas XII C, kegiatan positif seperti ini sangat berarti karena memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga, ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini lah yang dinantikan oleh murid-murid sebagai bentuk jeda sejenak di tengah aktivitas pembelajaran di kelas. 


Kokurikuler dalam pembelajaran deep learning adalah kegiatan yang mendukung dan memperdalam pemahaman murid terhadap pembelajaran yang bersifat teoretis (intrakurikuler) dengan cara lebih praktis dan bermakna. Aktivitas ini berfungsi sebagai jembatan antara teori dan praktik nyata, serta bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter murid. Dengan dilaksanakannya kegiatan bertema "Merajut Budaya, Menyemai Bahasa dalam Cinta Tradisi" dan "Raga Sehat, Jiwa Kuat, Berkarakter dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat", SMA Negeri 1 Brebes telah melaksanakan implementasi salah satu kegiatan pembelajaran deep learning. Selain memuat 8 (delapan) dimensi profil lulusan dan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat; juga bersifat joyful, meaningful, dan mindful learning (pembelajaran yang menggembirakan, bermakna, dan berkesadaran) sebagai mana elemen yang terkandung dalam pendekatan deep learning.


Bukan hanya di lingkungan SMA Negeri 1 Brebes, kegiatan kokurikuler kedua tema tersebut juga diharapkan bermanfaat bagi sekolah lainnya. Misalnya, dapat menjadi inspirasi dalam penentuan tema dan penyusunan modul kokurikuler. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan atau kompetensi, serta karakter murid dapat diwujudkan secara teori maupun praktik. Semangat ini dapat diproyeksikan oleh guru dengan mencanangkan kegiatan kokurikuler yang substansial dengan berbagai aspek. Pada pelaksanaannya, kedua tema ini memenuhi kriteria tersebut.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama